Mumpung lagi selow nih, aku lanjutin cerita pas kemaren main ke Pacitan yaa.. Kan lagian aku jg dah janji mau cerita yang pas main ke Pantai Banyu Tibo sama ke Goa Gong. Simak yaaakkk..
Dari Pantai Klayar kami beberes, langsung masuk mobil dan capcus. Sebenernya rencana awal mau langsung ke Goa Gong, tapi Erik penasaran sama penampakan pantai lain di Pacitan. Jadilah kami nyari pantai yang sekiranya bisa dilewati sejalan ke arah Goa Gong. Sekitar 15 menit perjalanan, samapailah kami di persimpangan, disitu tertulis Pantai Banyu Tibo dan gambar panah menunjuk ke arah kiri, maka berbeloklah kami mengikuti petunjuk jalan tersebut.
Sekitar 5 menit sampailah kami ke tepi pantai, suasananya masih sepi, belum ada komersialisasi sedikitpun. Disitu hanya ada sebuah warung kecil dengan meja ala kadarnya. Tidak ada tempat parkir khusus dan tukang parkir, tapi cuma sebuah kotak kecil dengan tulisan "seikhlasnya". Waktu itu cuma ada beberapa motor terparkir disitu, jadilah kami bisa parkir dengan bebas di lahan yang sempit.
|
Pantai Banyu Tibo - Pacitan |
|
Kan, banyu ne tibo tenan (Airnya beneran jatuh) |
|
Narsisnya tetep.. Pantai Banyu Tibo - Pacitan |
Udah puas foto-foto dipantai ini, udah mulai kering (soalnya ga megang air, jadi ya garing), kami niat melanjutkan petualangan ke tujuan selanjutnya, yaitu Goa Gong. Capcuuuuuusssss. Dari Pantai Banyu Tibo ke Goa Gong sekitar 20-25 menit. Sampai di simpang, ada tanjakan ke arah kanan, ikuti aja, jangan lupa bayar retribusi. Sebenernya bisa aja ambil jalan menurun kekiri yang isinya parkiran bus besar sama beberapa kendaraan mirip oplet. Tapi nanti jalannya lumayan jauh, padahal sebenernya diatas ada parkiran untuk kendaraan pribadi. Abis parkir kendaraan, kita bisa langsung naik ke atas mengikuti petunjuk jalan yang sudah disediakan. Untuk masuk ke mulut goa, kita harus menaiki anak tangga dan jalan setapak sejauh 500 meter. Dikiri-kanan jalan dan tangga tadi ramai orang berjualan souvenir, makanan dan batu akik. Ada pula beberapa paguyuban pedagang yang menyediakan persewaaan lampu senter, karena katanya di dalam goa tuh gelap (ya iyalah, kalo terang secara alami goa bolong itu) :p
|
Pintu Masuk Goa Gong |
Sampai juga di mulut Goa Gong, saatnya poto narsis duyuuu,, hehe.. Tanpa menunggu lama, langsung aja kami masuk ke dalam goa. Ternyata, jalannya berupa anak tangga menurun dan sudah dihiasi dengan lampu-lampu, jadi dijamin gak bakal kesandung atau kepleset kalau jalan dengan hati-hati. Kami berjalan menuruni anak tangga terus kebawah sekitar 300 meter. Terus memutar kesisi lain goa dan menemui tangga untuk kembali keatas, ke mulut goa. Sekitar setengah perjalanan dari dasar menuju puncak goa, ada sebuah batuan yang melebar, kalau dipukul dengan keras, dia bisa bunyi "Gooonnnngggg", persis kayak suara gong, makanya, situs goa ini disebut Situs Goa Gong.
|
Suasana dalam Goa Gong |
|
Sebelum keluar, poto duyuuuu |
|
Yang ini sebelum pulang, poto dulu full team :D |
Akhirnya kami sampai diatas lagi, keluar juga dari goa. Basah semua bajuku, karena di dalam goa tuh pengap , lembab n panas banget, padahal udah ada blower juga didalam, tp karena ga ada sirkulasi udara yang cukup kali yak, jadi panaaaaassssss. Sepanjang jalan turun menuju ke mobil, kami liat-liat souvenir yang dijual, dan yang pasti beli cemilan buat dijalan, huehuehue.
Sebenernya perjalanan ini mau lanjut lagi ke Telaga Sarangan, tapi kayaknya waktunya ga cukup, jadilah kami mampir saja ke Solo Paragon, muter-muter sebentar (lebih tepatnya nganterin aku ke Toys Kingdom buat beli tambahan koleksi diecast ku. Nanti kalo sempat aku ceritain dilain waktu, tapi ga janji lhoh yaa), terus langsung balik ke Jogja, dan berakhirlah dengan makan malam di Papiti Condong Catur.
Ini acara 18-an Agustusku, gimana acaramu.?? :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar