Rabu, 30 November 2011

Depok Beach, Warehouse of Seafood

Tadi malam aku baru ceritain tentang Pantai Prangtritis dan ground untuk paralayangnya. Sekarang aku mau cerita tentang surganya para pecinta seafood. Surga? Lebay ah. Iya sih, emang agak lebay, tapi ini beneran lhoh, bagi para pecinta seafood, ga afdhol deh kalo misalnya main ke pantai selatan Jogja tapi ga mampir ke Pantai Depok hanya untuk sekedar makan.

Pantai Depok itu ada pasar ikannya, jadi para nelayan yang selesai melaut langsung menjual hasil tangkapan mereka ke pasar ikan itu. Sebagian ada juga yang menjualnya langung dari perahu. Aku sama cingu-cinguku karena malas repot ya mending langsung ke pasar ikannya saja. Keliling sambil mencari pedagang mana yang terlihat meyakinkan dan dagangannya bagus plus murah harganya. Sampailah kami pada satu kedai ikan yang lumayan lengkap dagangannya. Kami memilih-milih dan terus menawar, harus pinter-pinter nih, jangan sampai kena harga mahal yak. Abis dapat harga yang sepakat, kami pun memilih beberapa jenis hasil laut, standar sih, ikan cakalang, udang, cumi dan kepiting (maaf, rada kalap nih).

Depok Beach - Warung Sumilir
Setelah bayar, kita bisa langsung membawa bahan mentah tersebut ke restoran-restoran yang berjajar di sepanjang bibir pantai. Tips lagi nih, jangan terpengaruh sama porter-porter yang menawarkan warung mereka, karena terkadang mereka suka curang, dibilangnya ditepi pantai, padahal berada jauh dari bibir pantai. Berhubung aku udah punya resto langganan, jadi ya langsung aja aku sama mereka capcus ke warung Sumilir.

Di warung, kita bisa request jenis masakan sesuai yang kita mau, biasanya sih goreng, bakar,

Kamis, 21 Juli 2011

Grenjengan Kembar Waterfall

Tadi malam tiba-tiba di sms sama mb Mimi, diajakin silaturohim ke temen-temen yang lagi KKN di daerah Ketep, Magelang. Trus katanya mau mampir main ke air terjun yang bagus di daerah situ. Ya berhubung lagi libur, ga ada agenda juga, yaudah lah, langsung iya-in aja ajakan mb Mimi itu. Ku pikir-pikir lagi gapapalah, liburan dulu sebelum masuk bulan Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi.

Jam 9.00AM aku udah jalan dari kos Al-Fath, telat nih ceritanya, soalnya nunggu motor sih. Rada ga enak sih, karena yang ngajakin kan anak-anak AW tuh, aku menyusup sendirian gitu ceritanya. Tapi kata mb Mimi gapapa, yaudah, bodo amat, hehe.

Sekitar 1,5jam jalan, kami sampai di daerah Ketep, dan langsung menuju ke rumah singgah, disitu kami sholat dan ternyata udah disiapin makan siang juga, Alhamdulillah, rejeki. Aku juga langsung ngabarin Ida, karena intinya aku kesono kan mau nganterin barang bawaan titipan dia, dan lagi dari serombongan KKN ya Ida doank yang mau aku temuin.

Habis makan aku diculik Idut ke pos tempat tinggal temen kami, Kambun namanya. Gara-gara kelamaan aku jadi dimarahin sama mz Wawan, padahal kan aku udah pamit sama mb Mimi. Malah hampir ditinggalin gitu aja akunya.!! >:(

Jemabatan Bambu - Grenjengan Kembar Waterfall
Jalan Setapak - Grenjengan Kembar
Akupun balik ke rumah singgah sambil manyun, dan bener aja, begitu aku datang kami semua langsung jalan menuju air terjun. Nah, pas sampai air terjun kami harus lewat jalan yang dikeruk gitu kayaknya, jadi sebelah kiri-kanannya tuh tanah liat gitu

Senin, 16 Mei 2011

Prambanan, The Roro Jonggrang Story

Pernah donk pas libur kuliah, ga ada kerjaan, bingung mau nagapain dan kemana. Kalo aku sama cingu-cingu ku sih selalu ada aja ide buat ngabisin waktu. Agak gak masuk akal sih, secara ini pas hari Senin juga kan yaa.

Jadi, aku sama 4 orang cingu-cinguku punya ide buat main ke Candi Prambanan, gara-gara satu diantara kami ada yang belum pernah masuk ke sana. Tapi, karena kami bosan naik motor, trus ga ada mobil juga, adalah kami naik busway ato kalo di Jogja disebut Trans Jogja. Cukup Rp. 3.000 sekali jalan, cari yang murah meriah aja lah ya, kan masih mahasiswa. :D
Perjalanan sekitar 30 menit dari starting point, as always ya, shelter UPN Condong Catur, hehe. Sampai di shelter Pasar Prambanan, kami harus nyebrang dan jalan masuk menuju loket masuk area candi. Di entrance gate, kami harus bayar Rp. 25.000 untuk bisa masuk. Jalan lumayan jauh nih untuk mencapai candi utama. Hari lagi terik pula, tapi gak masalah sih, kan banyak pepohonan gitu, jadi ya lumayan teduh.

Roro Jonggrang
Sampai kami di candi utama, tapi pengunjung dilarang naik ke candi, karena setelah gempa yang terjadi sekitar 5 tahun yang lalu,