Kamis, 10 September 2015

MnL Projects #1 : Swimming Like A Jellyfish at Umbul Ponggok

Mengawali proyek besar di bulan September Ceria ini, aku pilih weekend pertama untuk main air. Filosofi air membawa ketenangan, mendinginkan suasana, jadi pas banget lah yaa. *sok banget sih ah. So, dipilihlah Umbul Ponggok, Klaten. Rencana yang lumayan dadakan, soalnya kemaren ada wacana mau gathering anak-anak kantor ke kebun teh, tapi diundur tanggalnya. Ya sudah, melipir sendiri aja bisa kok.


Sabtu, 5 September 2015

Rencana jam 7 habis anter Ama sekolah mau langsung jemput Ula, tapi berhubung masih prepare jadinya Ama dianter Mama, dan aku mesti nunggu motornya pulang sambil packing. Akhirnya jam 8 pagi baru jemput Ula ke kos.


Perjalanan ke Umbul Ponggok dari Jogja sekitar 1,5 jam lewat Jl. Solo – Prambanan – Klaten, nanti di pertigaan samping Kantor Gubernur kita ambil jalan lurus ke arah Jl. Merbabu, pertigaan kedua belok kanan ke arah Ngawen – Ngupit menuju Jl. Klaten Jatinom. Sampai di pertigaan (atau mungkin perempatan) Jatinom kita kekiri teru ke kanan arah Boyolali. Masih lurus terus sampai nanti ketemu Kantor Kecamatan Majegan, kita belok kanan. Jalannya kecil, kayak mau masuk kampung, kanan-kiri ladang, tapi itu jalan tembusan untuk sampai ke Dusun Ponggok. Mentok sampai pertigaan jalan besar, belok kiri. Sampai. Gampang kan?!

Gerbang Umbul Ponggok, Klaten

Sebenarnya bisa lewat jalan raya Jogja – Solo atau jalan Klaten – Boyolali (via Jatinom), tapi karena aku termasuk rada akamsi di Klaten, jadinya ya aku pilih lewat dalam perkampungan. Pertama jarak lebih deket, jalanan sepi gak banyak bus atau truk besar dan pastinya hawa sejuk, teduh, kiri-kanan sawah. Lebih nyaman dan pastinya bisa bener-bener menikmati pemandangan selama perjalanan.


Sampai di Umbul sekitar jam 09.30 dan langsung parkir motor. Waktu jalan ke loket tiket keliatan suasana udah lumayan rame pengunjung yang baru datang atopun yang udah nyemplung ngapung-ngapung di air. Bayar tiket masuk per orang IDR 8,000, abis beli tket bukannya langsung masuk, tapi malah melipir ke seberang jalan untuk laminating HP. Hah? Laminating HP? Iya, biar bisa dipake poto-poto di dalem air. Sebenernya aku udah punya waterproof case, tapi kok meragukan. Lagian rekomendasi dari temen juga mendingan di laminating kalo mau dipake nyelam. Oke deh. Laminating jadi pilihan utama.

Pemandangan setelah pintu masuk - Umbul Ponggok

Begitu udah masuk, kita langsung disuguh kolam renang bening dan luas. Semakin ga sabar buat nyemplung, tapi sebelumnya mampir dulu ke tempat penyewaan alat snorkeling (mask + snorkel). Di tempat penyewaan itu juga disediakan life vest, sepertinya juga ada fin, soalnya aku lihat beberapa orang renang pakai fin. Harga sewa masih standar dan ga terlalu mahal menurutku, untuk sewa mask + snorkel dipatok IDR 13,000 sedangkan life vest IDR 7,000. Bisa disewa terpisah, jadi ga harus sepaket alat snorkel + life vest.
The next is, ke tempat penitipan barang buat nyewa locker. Kemarin aku sewa 1 locker buat barengan sama Ula, biayanya IDR 3,000/locker. Sambil nunggu Ula ganti baju, aku beberes barang dan menyimpan semuanya jadi satu biar aman.


Jalan di pinggir kolam sambil nyari tempat yang kece untuk mulai turun ke air. Dipilihlah tenda dengan kursi plastik di samping kolam renang anak. Abis naro sandal, kami stretching dan warming up. Penting loh.! Biar gak kram waktu nanti renang (padahal sih ga renang, cuma ngapung-ngapung doank, hihi).
Kami milih spot di dean kolam anak, nyari yang ada pegangan di pinggiran kolamnya. Pertama, duduk dipinggiran kolam, kaki dulu yg nyemplung. Udah sekitar 5 menit, suhu badan udah mayan bisa menyesuaikan, barulah,, byuuurrrr..
FYI aja yah, air kolamnya mayan dingin walopun hari udah siang.

Testing underwater photo - Umbul Ponggok
Belum berhasil wefie underwater - Umbul Ponggok

Ula udah berenang-renang kesana, sementara aku masih sok sibuk setting kamera HP. Cahaya di atas sama di dalam air jelas beda, jadi mesti di setting manual semuanya, mulai dari white balance, exposure, bahkan sampai ISO nya. Dirasa udah oke, mulailah hunting di dalam air. Tapi masalah lain muncul, ternyata layar HP ku ini sensitive banget, jadi dia ga mau di touch pas udah di dalam air. Cara satu-satunya adalah, timer. Sebelum dibawa nyemplung ke air, di touch dulu deh. Hahaha..
Belum lama ngapung-tenggelam-ngapung-tenggelam aku udah kedinginan akut, padahal baru jam 11 siang. Akhirnya aku sama Ula milih untuk keluar dari air dan nyari makanan buat ngangetin badan. Di sekitar pinggiran kolam banyak orang buka warung jual makanan. Mi instan, mi cup, gorengan ato minuman anget. Harganya juga gak mahal kok, gak terlalu komersial banget, masih harga normal kayak di warung burjo di Jogja. Aku pesan Indomie rebus pake telor plus Goodday Chococcinno anget. Sambil nunggu pesanan aku nyemil beberapa gorengan.


Sesaat kemudian badan udah anget dan siap buat nyemplung lagi ke air. Sekarang balik lagi ke tempat penyewaan alat renang, aku sewa life vest. Ternyata lebih enak pake life vest biar tetep ngapung tanpa harus mikir takut tenggelam. Lebih bisa menikmati pemandangan bawah air deh jadinya. Halaasssaaaannnn.. Bilang aja tadi hampir kelelep berapa kali.
Ya aku sih ga bisa renang, sok aja dikasi judul swimming like a jellyfish, orang renangnya tangan-kaki gak singkron :D

Groufie ikan-ikan kecil - Umbul Ponggok
Ula - Umbul Ponggok
Akuuu. Hidungnya penuh air - Umbul Ponggok

Minggu, 23 Agustus 2015

Di Bandung Gunung, Di Lombok Gunung, Itulah Indonesia

Ntah udah berapa banyak postinganku tentang Bandung. Ga ada bosen-bosennya mengulas Bandung, membahas, mencari artikel dan menemukan keunikan disetiap sudut kotanya. Kota Kembang ini memang punya banyak sekali obyek wsata, mulai dari wisata alam, wisata kuliner dan wisata budaya. Ada juga wisata belanja yang gak kalah menarik bagi wisatawan untuk datang ke Bandung.

Sekian banyak obyek wisata yang bisa dikunjungi selama di Bandung, tapi setiap orang pasti punya tujuan wisata favorit. Secara pribadi, aku suka banget sama Kawah Putih dan Kebun Teh yang menghampar di Ciwidey. Hawanya sejuk atau malah cenderung dingin, tapi itu yang membuat hati ingin berlama-lama dan terus berlibur. Iya gak sih? Iya kan? Iya donk.. J

Kawah Putih sebenarnya adalah danau yang terbentuk akibat letusan Gunung Patuha beberapa abad yang lalu, sehingga kawah ini berada di ketinggian sekitar 2100 mdpl. Tanah di danau ini bercampur belerang yang akhirnya membuatnya jadi berwarna putih. Keindahan ciptaan Allah SWT yang tiada duanya, terlihat dari warna air danau yang berwarna hijau kebiruan.
Bau belerang terasa menyengat sewaktu kita memasuki area kawah, makanya semua pengunjung disarankan (atau mungkin malah wajib) memakai masker. Pengunjung yang tidak bawa masker bisa membelinya disana, tenang aja, banyak pedagang asongan yang menyediakan masker kok. Tapi masker yang dijual ini ya masker biasa, bukan masker khusus yang ada penyaring udaranya, jadi tetep aja bau belerang itu terasa, walaupun sedikit berkurang.
Barang yang sama pentingnya yaitu jaket. Pada waktu tertentu suhu disana bisa mencapai 19-10 derajat Celcius, dan juga angin bertiup lumayan kencang, jadi memang sebaiknya kita membawa jaket. Kalau aku sih, lebih suka tanpa jaket, soalnya lebih bisa menikmati hawa dinginnya.

Kawah Putih dari Gardu Pandang, Bandung

Nah, dalam perjalanan menuju Kawah Putih, kita dimanjakan dengan pemandangan yang hijau membentang bagaikan permadani, dan sudah pasti itu adalah hamparan kebun teh. Hawa yang sejuk cenderung dingin merupakan tempat yang cocok untuk perdu teh tumbuh subur. Kalau kita akan mengunjungi Situ Patengan, jangan lupa mampir kesalah satu warung kopi ditepi jalan untuk sekedar minum dan sedikit ngemil sambil menikmati pemandangan, atau mau selfie? Boleh! Pokoknya ingat, jangan sampai merusak kebun. J

Kebun Teh di Ciwidey, Bandung

Dari Bandung Selatan, sekarang kita ke Bandung Utara. Obyek wisata yang terkenal disini adalah Lembang dengan Gunung Tangkuban Perahunya. Masih seputar hawa dingin ya pastinya, karena Gunung Tangkuban Perahu terletak di ketinggian lebih dari 2000 mdpl. Status Gunung ini masih aktif, ditandai dengan adanya sumber-sumber air panas di kaki gunung dan masih munculnya gas belerang.
Pemandangan cantik bisa kita nikmati dari bibir kawah. Ditambah hawa dingin yang setiap harinya rata-rata berkisar 17 derajat Celcius, pasti bakal memanjakan kita dan ngerasa baru relaksasi. Para traveler biasanya menghabiskan banyak waktu di Kawah Ratu, dan kawah inilah yang selalu jadi primadona. Kenapa? Kawah Ratu merupakan kawah paling besar dan memiliki pemandangan yang luarbiasa indah. Meskipun ada kawah-kawah lain yang gak kalah menakjubkan, tapi Kawah Ratu selalu menjadi tujuan utama.
Selain aksesnya yang mudah, Kawah Ratu juga menyediakan banyak warung-warung untuk duduk-duduk bersantai sambil becanda bersama. Ada juga wisata belanja  walau hanya sekedar untuk membeli oleh-oleh khas Lembang.

 
Kawah Ratu Gunung Tangkuban Perahu, Bandung
source: http://www.yoshiwafa.com/


Bandara Internasional Husein Sastranegara menjadi bandara andalan kita-kita yang datang ataupun meninggalkan Bandung. Berbagai maskapai rute penerbangan domestik maupun internasional seperti GarudaIndonesia, Malindo Air, Citilink, AirAsia, SilkAir dan masih banyak lagi siap membawa kita untuk berlibur di Kota Kembang ini.

Jumat, 21 Agustus 2015

Get Lost in Bandung with Klikhotel.com

Jeda waktu dua bulan setelah resign dari kantor lama ke kantor baru emang paling asik ngabisin waktu buat traveling. Sebulan pertama udah dipakai untuk ngubek-ngubek Jogja, menelusuri setiap sudut kota, sisanya ya pasti buat mencari pengalaman baru dan pulang ke rumah orang tua di Sumatera.
Sebelum membuat itinerary (catatan perjalanan) pastilah kita tentuin dulu kemana tempat tujuan dan obyek wisata apa aja yang bisa dieksplor. Hal lain yang gak kalah penting nyari transportasi dan akomodasi selama di tempat tujuan. Apapun konsep traveling yang kita anut, tetep aja yang namanya tempat penginapan tu penting banget, secara gak mungkin kita nginep di emperan toko, apalagi buat backpacker wanita. Kenyamanan tubuh pas istirahat patut diperhatikan, tapi yang paling diprioritaskan udah pasti keamanan buat diri sendiri maupun barang yang kita bawa.


Setelah browsing sana-sini didapatlah informasi yang lumayan lengkap untuk tujuan traveling kali ini, Bandung.! Mulai dari obyek wisata, angkutan umum (angkot dan bus) yang murah meriah dan yang pasti penginapan low cost yang cocok buat konsep backpacker. Sayangnya dari sekian banyak hasil browsing waktu itu belum ada yang cocok. Sampai akhirnya aku nemu sebuah postingan yang menceritakan pengalamannya nginep di Pinisi Hostel Bandung, abis browsing-browsing trus didapatlah KlikHotel.

Salah satu FO di Jl. Riau, Bandung

Langsung aja meluncur ke klikhotel.com dan mencari PinisiHostel untuk tanggal yang ku pilih. Waktu itu tampilan webnya belum seperti sekarang, dengan tampilan yang lebih simple tapi gak kalah user friendly kayak yang sekarang kita lihat. Kalo misalnya mau cek hotel apa aja yang bisa dipesan via klikhotel.com dan berapa rate tarif hotel yang disediakan oleh klikhotel, cukup dengan beberapa langkah mudah.

Nah, pas udah kebuka websitenya klikhotel.com kita tinggal input kota tujuan, tanggal menginap sama berapa lama kita menginap, tinggal klik search aja deh. Abis itu bakalan keluar puluhan, bahkan ratusan pilihan hotel di Bandung mulai dari yang tarif backpacker sampai hotel bintang lima juga ada. Lengkap! Kita bisa piliih sesuai kantong masing-masing. Klik aja deh nama hotelnya, nanti disitu bakal muncul daftar kelas-kelasnya dengan harganya, trus juga lokasi dan alamat hotel, lengkap dengan foto, review, fasilitas dan ketentuan kebijakan hotel. Pilih jumlah kamar yang mau dipesan, input data identitas, trus tinggal kita bayar dan selesaikan transaksinya. Selesai.

Semuanya gampang dan jelas banget langkah-langkahnya. Gak pake ribet, gak pake lama. Pilihan pembayaran transaksi juga bermacam-macam bank, gak diwajibkan pakai kartu kredit pula. Asik lah pokoknya. Oh iya, dari sekian banyak website penyedia jasa pemesanan hotel waktu itu, cuma di klikhotel.com aku bisa menemukan Pinisi Hostel dengan pembayaran tanpa kartu kredit. Itu kan membahagiakan kaum backpacker banget. Totally pelayanan klikhotel memuaskan, karena aku juga sempet chat dengan CS nya, ternyata ramah dan sigap dalam menjawab pertanyaan konsumen.

Just info ya, di website Klikhotel user juga bisa memanfaatkan beberapa filter waktu searching hotel. Misalnya rate tarif, jumlah tamu, kelas hotel (based on stars), tipe penginapan, bahkan sampai jumlah review yang masuk ke hotel itu.
Buat aku pribadi, review seseorang itu sangat berpengaruh buat kita calon tamu. Kalau review banyak yang negative, pasti kita bakal mengurungkan niat untuk menginap disana meskipun harganya murah. Tapi kalau review dari pengunjung lain itu lumayan positif, pasti kita bakalan milih penginapan itu walaupun harga sedikit agak mahal. Jadi misalnya kita mau review sebuah tempat, apapun itu, usahakan se-fair mungkin, jujur se jujurnya berdasarkan pengalaman dan yang kita rasakan.
Ngomong-ngomong soal review, ini review yang pernah aku tulis di klikhotel.com sekitar hampir dua tahun yang lalu. Udah lama banget ya? Gapapa lah. Hehe..

Review Pinisi Hostel di klikhotel.com


Kamis, 06 Agustus 2015

Dapetin Voucher #TiketAirpaz Dengan Like and Share.? Mau Donk.!!

Kamis, 6 Agustus 2015

Seperti hari-hari kerja biasanya, datang ke kantor, menyiapkan semua yang harus dikerjakan, dan sebagai mood booster di pagi hari selalu putar lagu dari koleksi sendiri atau streaming radio sambil cek email. 

Jengjeeeenngggg.!! Ada newsletter dari Airpaz dengan subject : “Lomba Menulis: Hadiah 10 Tiket Pesawat Gratis Keliling Nusantara”. Waktu dibuka ternyata ada juga banner “KontesAirpaz Hadiah Total: Rp. 100 Juta”
Yaksip, langsung klik kedua banner ini.



Kontes Like and Share dari Airpaz


Abis baca syarat dan ketentuan Kontes Like and Share Airpaz ini langsung apply di link yang udah ada. Minat bangetlah buat ikutan, kan lumayan bisa dapet voucher tiket pesawat.

Kalo ditanya kenapa minat buat ikutan kontes ini, ya jelas motivasi utamanya biar bisa dapet voucher tiket pesawat dari Airpaz. Syukur-syukur dapat grand prize. Motivasi lainnya adalah, karena aku suka traveling. Tahun ini aku pengen banget bisa liburan ke luar negeri. Sebenernya rencana ini udah ada sejak beberapa tahun lalu, tapi belum juga kesampaian karena banyak faktor. Tapi yang lebih jadi semangat untuk ikut kontes yaitu invitation dari temen untuk liburan ke Thailand next summer. It’s gonna be lot of fun and experiences.


Selama ini liburan dan traveling aku hanya di dalam Nusantara. Bukan karena tak mencintai Indonesia, tapi adakalanya kita harus melangkah lebih jauh dan melihat dunia luar untuk menambah pengetahuan. Memahami dan mempelajari lebih banyak budaya, mengenal lebih banyak orang asing dan mencicipi lebih banyak cita rasa makanan. :)


So, udah pasti kalo aku memenangkan kontes, apalagi dapat grand prize voucher dari Kontes Like and Share dari Airpaz, bakalan aku pake buat beli tiket liburan rute international.
Semoga bisa mewujudkan mimpi itu. Semoga bisa mendapatkan grand prize Kontes Like and Share dari Airpaz kali ini.



Let’s Like, Follow and Share.!! ;)

#TiketAirpaz

Selasa, 28 April 2015

mBantulisasi Berbacpacker Di Sendang Ngembel dan Air Terjun Pulosari

Seminggu setelah hari bahagianya, Om Aong mlivir alus seorang diri ke Jogja. Ga tau apa motivasinya, tapi yang jelas kita-kita mau kondangan ke resepsinya Mpep yang diadain hari Sabtu.

Minggu, 8 Maret 2015
Dek Dini baru KKN di Ringinharjo, Bantul. Niat kakak-kakak ganteng cantik nan baik hati ini mau jenguk adek kesayangan. Prosesi jemput-menjemput telah selesai, dan kami langsung menuju Desa Ringinharjo, Bantul yang bisa ditempuh lewat Ringroad Selatan dan belok ke selatan di perempatan Dongkelan (Jl. Bantul). Terus ke selatan sampai ketemu Masjid Agung Bantul, kita belok ke barat arah Pandak. Setelah ketemu 1 perempatan lampu merah, di perempatan berikutnya kita belok ke kiri sampai ketemu desa Ringinharjo yang ada lapangannya, kita belok ke kanan. Tak jauh dari situ, sampailah di Posko KKN. Tapi ternyata dek Dini masih ada bakti sosial, jadi kami nunggu lumayan agak lama.

Dek Dini datang. Abis ngobrol, haha-hihi cemal-cemil, kami mau lanjut ke tempat wisata disekitar situ. Motivasi awalnya kami nyamperin ke posko KKN tu biar dek Dini bisa ikut piknik, tapi ternyata siangnya dia ada penyuluhan di Balai Desa. Oke. Skip ya dek.!! :D

Dari lokasi KKN di Ringinharjo, kami mampir makan di warung soto, dan setelah itu langsung menuju Pajangan. Ini usul dari dek Dini untuk main ke Sendang Ngembel. Berhubung kita semua belum pernah, yasudah, bolehlah dicoba. –skip rute perjalanan, karena jujur, aku lupa, dan lagi waktu itu nyasar-nyasar banget–

Om Aong
Sampailah kami Sendang Ngembel. And this is not what am I expected.!!
Katanya ini adalah mata air. Tapi menurutku lebih mirip kubangan atau empang yang agak sedikit bau, lumut yang tumbuh subur di kolam dan daun-daun kering sebagai toppingnya. Tapi itu rame banget pengunjungnya.!! Gak ngerti kenapaaaa..
Anak-anak yang lain ngajakin foto di batu tengah kolam, tapi aku sama sekali ga excited, akhirnya ga ada yang ke tengah juga. Berhubung udah sampai disana, udah bayar parkir juga, akhirnya kita cuma foto-foto dikit di tepian empang. Kecewa? Jelas! Setelah take photos, kami langsung cabut, balik ke parkiran. Alhamdulillah, disitu ada papan penunjuk lokasi wisata lain disekitar situ, maka dipilihlah Air Terjun Pulosari.

Berbackpacker at Sendang Ngembel, Bantul
I n Ida at Sendang Ngembel, Bantul
Sesuai peta, dari Sendang Ngembel keluar sampai ketemu pohon beringin belok kiri. Lurus terus sampai ketemu perempatan yang ada Patung Semar, belok lagi ke kiri, nanti penunjuk jalan menuju Pulosari mulai terlihat. Jalanan dari batu yang dipadatkan, sempit, kalau papasan sama mobil harus ada yang ngalah dan super menepi salah satunya. Perjalanan ditempuh sekitar 10-15 menit.

Diparkiran, pengunjung yang membawa mobil bisa diitung dengan jari, waktu itu ada 3 mobil termasuk mobil kami, sisanya motor berderet rapi. Dari area parkiran kita mesti turun ke jurang untuk bisa menikmati pemandangan (atau mungkin sekalian mau mandi). Akhirnya sampai juga di air terjun yang sudah ramai putri duyung berenang, meskipun kita mesti menapaki texture jalan setapak bertangga sekitar 10 menit.

Berbackpacker at otw Air Terjun Pulosari, Bantul
Air Terjun Jurang Pulosari

Selasa, 21 April 2015

Trans Studio Bandung, I Wanna Get Back.!!

Uuuulalalalala~~~
Masuk ke Kota Bandung setelah keluar tol Buah Batu disambut dengan kemacetannya. Sebelum keluar dari tol Cipularang kami udah satu suara satu tujuan, Trans Studio Bandung.!! (yg selanjutnya ku sebut TSB).

Senin, 2 Maret 2015
Jam 11 siang kami masuk ke parkiran TSB,, feels like a dream come true #halah,, but its true, soalnya udah dari kapan hari pengen banget bisa main trus ngereview ni tempat,, tapi baru kesampaian waktu ini.

Keluar dari mobil masuk ke Trans Studio Mall,, jangan mikir kami belanja dulu yak.. Nggak kok,,  gak belanja,, cuma numpang ke toilet bentar..

Berhubung kami ga tau jalan, clingak-clinguk kayak orang ilang, akhirnya kami nemu pintu keluar setelah naik 1 lantai. Ternyataaaa,, kami keluar dari lobby samping mall,, alhasil, jadilah kami mesti jalan sampe ke ticket box. Abis bayar IDR170,000/pax, kita bakal dapet smart card, sejenis e-cash gituuu, dengan balance IDR 340,000 for 2 pax. Lanjut naik eskalator ke entrance gate Trans Studio Bandung.
Sampai diatas, kita langsung disambut sama maskot-maskot lucu, imut nan unik khas karakter TSB. Kita tinggal tap e-cash ke entrance gate, dan, masuk deh.. Tapi waktu kami dateng, kami dibantuin sama crew disana buat entrance nya,, yeeeaaayyyyy └(^o^)┘

Hari ini hari Senin, jadi mayan sepi. Kami masih ngeloyor sambil poto-poto di Studio Central, masih bingung mau mulai dari mana. Akhirnya dipilihlah Marvel 4D Studio untuk mengawali petualangan kitah.

The Lost City - Trans Studio Bandung
Trans Studio Parade - Trans Studio Bandung


Marvel Superheroes 4D Studio
Wahana ini berupa bioskop simulator dengan teknologi 4 dimensi yang menampilkan super hero karya Marvel, ada Spiderman, Hulk, Iron Man, Captain America, Thor yang melawan musuh-musuhnya.
Waktu masuk di studio ini pengunjung akan diberi kacamata untuk menampilkan efek 3D dari movie yang ditayangkan. Setelah masuk studio, kita bisa pilih tempat duduk yang paling cozy, 1 set berisi 6 seat dengan format 3x2 row. Setiap seat dilengkapi dengan seatbelt. Nah, sebelum movie diputar, akan ada instruksi dari crew, misalnya kita harus meletakkan barang bawaan di bawah (sudah ada tempat disediakan), dilarang melepas seatbelt selama movie diputar, dilarang merekam dalam bentuk apapun, dll.

Entrance Gate Marvel 4D Studio - Trans Studio Bandung
Inside Marvel 4D Studio - Trans Studio Bandung

Kebetulan waktu itu kami ada di antrian pertama, emang lama banget sih nunggu sampai jam pemutaran movie, tapi worth it, soalnya jadi bisa pilih seat atas bagian tengah. Siplah pokoknya.!! :D
Setelah movie selesai diputar, kita keluar sambil mengembalikan kacamata tadi. Dan tujuan kami selanjutnya adalaaaaahhhhh.. Trans City Theater.


Trans City Theater - Kabayan Goes to Hollywood
Pertunjukan teater yang menampilkan cerita Kabayan mencari sang pujaan hati ke negeri orang, United States of America.!!
Opening dimulai dengan penari ala kabaret yang cantik dan seksi, haha.
Pertunjukan berlangsung selama 30-45 menit (aku lupa), nah, gimana jalan pertunjukannya, silakan nonton langsung ke Trans Studio Bandung. Pokoknya seru, menarik abis, dan yang bikin aku pengen nonton lagi karena pementasan teater ini lebih mirip drama musikal dengan sentuhan modern, jadi asik dan gak ngebosenin.

Kabayan Goes To Hollywood - Trans Studio Bandung

Kong Climb
Wahana yang satu ini wajib dicoba buat kalian yang ngakunya suka tantangan. Ada lima track climbing dengan terrain dan ketinggian yang berbeda-beda, dan pastinya memiliki tingkat kesulitan yang berbeda juga donk yah.!

Dari kami berenam, yang gak nyoba wahana ini cuma Dika. Takut katanya. Hehe, maklum, dia kan cewe banget :D

Kong Climb - Trans Studio Bandung


Sabtu, 14 Maret 2015

Kondangan Ke Jekardah, Om Aong n Mbak Vira Wedding

Rasanya udah lama banget gak update blog ini karena gak jalan melihat indahnya sudut lain Indonesia yang belum pernah terjamah olehku #halah
Nah,, kali ini berbackpacker mau ngebolang ke Jekardah dalam rangka memenuhi undangan walimatul ursy mas Angko aka om Aong. Emang ga lengkap vroom2 kali ini, secara Ida, Dini sama mas Adi gak bisa ikut. Sibuk semua mereka. Tapi bukan berarti aku berangkat berdua doank sama Erick,, masih ada Ridho, mas Usman + Dika, dan Udin.

Happy Wedding Om Aong n Mbak Vira
(left to right) Ridho-Udin-Erick-Om Aong & Mb Vira-I-Dika-Mas Usman


Sabtu, 28 Februari 2015
Broadcast dari Erick, ashar kumpul di rumah Dika, trus jam 4 berangkat. Lagu lama deh yaaaa,, nyatanya menjelang maghrib baru kumpul, carrier dan barang2 di packing di belakang, bantal guling ditumpuk cantik, dan habis sholat maghrib baru jalan. -___-"
Tapi gak apa2 juga sih, soalnya jam lima sore aku baru kelar nyiapin kado super duper kece special abis pokoknya buat om Aong. Nyiapinnya berdua doank sama Ida.!! Kamar ampe kayak ruang bermain PAUD :D

Kado super duper kece buat anak #berbackpacker yang nikah


Berbekal waze apps, mas Usman yang nyetir, Erick jadi navigator tapi hp ku yang diabis-abisin batrenya buat gps, Aku berdua Dika di seat tengah, sisa Udin sama Ridho di seat belakang.
Jalan ramai lancar, mas Us nyetir juga ga terlalu kenceng, tapi di dalem mobil nyenyet, cuma suara radio campur semut lagi arisan (baca: kresek-kresek).

Jam 10an kami berenti di sekitar Pekalongan kalo gak salah, berenti di Alfa*mart buat beli minum sama cemilan,, sekalian ngelurusin kaki, pinggang dan seperangkat peralatan duduk lainnya.. Haha.. Ke toilet, berenti sekitar 5-10 menitan doank, trus lanjut lagi perjalanan, dan masih mas Us jadi pak kusirnya.

Sejam kemudian, suasana mobil masih tetep nyenyet,, Erick diem kayaknya tidur, sedangkan yang lain udah tidur dari tadi. Sesekali mas Us nanya buat mastiin kalo jalan bener, biasanya mau menuju persimpangan doank sih.

Masuk daerah Tegal-Babakan jalan ancur2an, kelok2, nanjak, dan jalan ancur, aspal berlobang2. Ridho udah mulai kontraksi, minta kantong kresek. Yak.! Jackpot.!

Minggu, 1 Maret 2015
Sekitar jam 1 pagi kami nyampe di tol baru Cirebon. Pinggang pada pegel, mas Us mulai ngantuk, Ridho juga udah gak kuat buat bertahan lebih lama lagi dibelakang. Berhubung ntu jalan tol juga belum resmi, separator juga belom bener yak, sebagian masih malang melintang berantakan di jalan *ini serius* dan juga ga ada papan S coret, jadilah kami menepi disitu.

Begitu turun dari mobil, Ridho langsung jongkok sambil bawa sekantong kresek penuh sesuatu. Haha. Gak tega sih, tapi tu anak emang gak mau disuruh pake minyak angin. Yaudah deh yaaa..

Kami berenti agak lama nih di tol Cirebon ini. Stretching abis-abisan. Pegel juga, ga berasa udah sekitar 7 jaman duduk doank di mobil *ebuset, jaman apa aja tuh? XD Limabelasan menit ada kali yak berenti disitu. Udah cukup istirahat, sopir pun gantian, mas Us tidur dibelakang, Erick yang nyetir dan aku pindah depan buat nemenin dia biar gak ngantuk. Sebelum setengahdua kami lanjut perjalanan.

Minggu, 04 Januari 2015

Mengawali Tahun 2015 Di Air Terjun Sri Getuk

Happy New Yeaaaaarrrrrrrr..!!!
Toeeeetttttt.. Toeeeeetttt.. 
Al-Faaatihah..
Loh eh, ini apasih.?!


Hahaha, maklum gaes,, aku gak merayakan tahun baru. Malam tahun baru selalu diisi kegiatan pembinaan bareng anak-anak masjid. Habis sholat Maghrib ada penyampaian dalil dan hadits, trus break, sholat Isya, dilanjut tausyiah nasehat agama sekitar 1 jam. Jam 8, makan malam. Jam setengah 9 langsung move ke teras masjid, mulai screening short movie gitu deh, semua movie karya anak-anak remaja masjid se-Berbah yang dibagi jadi 4 kelompok. Jam 11 mulai pembacaan nominasi dan pemenang, dilanjut pembagian hadiah plus bebaqaran, ada jagung sama bakso tusuk. Enyaaakkkkk.
Jam 12 istirahat tidur, jam 3 bangun doa, sholat malam, trus istirahat tidur lagi, adzan Shubuh bangun, sholat, habis sholat peserta boleh pulang, tapi panitia mesti piket bersih-bersih :’) *so sweet sekali ini Yaa Allah. Jam 8 pagi Alhamdulillah semua udah bersih, udah beres. Mari kita pulang, daaaaannnnnn tiiidduuuuurrrrrr. Zzzzzz...



Kamis, 1 Januari 2015
Entah ada apa gerangan, begitu jam 8an sampai rumah bukannya tidur tapi malah bbm-an sama anak-anak berbackpacker. Membuat rencana indah, soalnya kangen lama gak traveling bareng gitu. Kami nyari tujuan yang gampang, gak terlalu jauh, tapi back to nature *ceillleeeee. 
Okefix, deal ke pantai Gunung Kidul ajah. So, mari tidur, semaleman belum tidur, trus dari pagi ampe sore kemaren juga nyiapin konsumsi 150an nasi box buat peseta panitia, maklumin aja deeehhh..

Tepi Dermaga - Air Terjun Sri Getuk, Gunung Kidul

Jam setegah 1 siang anak-anak ngumpul di rumahku. Erick, Ridho dateng duluan, tigapuluh menit kemudian disusul Dini sama Ida. -___-“ Begitu udah lengkap langsung caaaaapcuuuuuuscyiiiiiiin.
Kami pilih rute Berbah-Jln. Piyungan Prambanan-Jln. Wonosari-Pathuk. Jarak tempuh sekitar 40-45km. Dari Pathuk masih nanjak lewat hutan negara Bunder (rest area), trus sampai di pertigaan Gading belok kanan ke arah Playen. Sampai terminal Playen belok kanan lagi ke arah Palihan, masih terus sekitar 2km ntar ada pertigaan, kita belok ke kanan. Nah, abis pertigaan ini udah mulai banyak papan penunjuk ke Air Terjun Sri Getuk. Eh wait, kayaknya rencana awal kan mau ke pantai kan yaa.??



Ahh,, Erick, selalu bisa aja ngasi surprise. Tiba-tiba ganti haluan aja deh ah. Oke sih, aku juga belum pernah dan mayan penasaran sama ni lokasi. Tuh tadi kan udah belok kanan, kita masih terus sekitar 7km, dan sampailah di gerbang masuk area parkir Air Terjun Sri Getuk, Gunung Kidul, disini kita bayar IDR 3000/motor. Dari loket, kita terus ke bawah ke arah parkiran motor. 
Jangan dikira jalannya halus mulus kayak pantat bayi yaa,, mulai dari sini jalanan khas batuan kapur yang licin banget karena basah. Serasa offroad, tapi pake matic, soalnya aku berdua doank sama Rio, jadi yaaaa kira-kira aja sendiri, mana lagi jalan juga sempit, muat 1 mobil doank coy. Trus mayan jauh sih, 2-3km mungkin.


Habis parkir motor, kami langsung turun ke arah sungai. Sebelum sampai ke bibir sungai kita lewat warung-warung gitu, jual makanan minuman sama souvenir, dan setelah itu kita akan dihadapkan pada dua pilihan jalan yang bercabang. Kamu harus jeli dalam memilih, salah langkah bisa bahaya. Hahaha, apasih.

Tepi Dermaga - Air Terjun Sri Getuk, Gunung Kidul.
Antriannya kayak ular naga panjangnya.
Jadi, lokasi Air Terjun ada diantara ngarai sungai Oya ini, nah kita kalo mau kesana ada 2 opsi. Pertama, kita jalan lurus terus keanak tangga yang udah disemen ke bibir sungai trus naik perahu gethek bermesin diesel bertenaga kuda, kita bisa beli tiketnya di loket bawah sebelum gardu tunggu perahu. Tarif IDR 10,000/orang untuk pulang pergi dari lokasi yang sama ke ngarai sungai.
Kedua, kita ambil arah kiri, trus jalan kaki sekitar 1,5km lewat kebon sama sawah-sawah yang dikombinasi antara jalanan landai dan tangga (yang cukup ngebuat Ida ngos-ngosan banget). Opsi kedua ini gretong cuy, gak pake ongkos. Yaaa palingan es teh segelas lah yaa. Haha.


Kami? Huh, berbackpacker gitu.. Jelas milih naik getek laaahhh,, hahaha. Sekali-kali piknik cantik-cantik ala koper boleh donk yaaa,, ransel kan punya capek juga. Lagian malamnya kami abis begadang *yaelaaahhhh.. itu mulu jadi alesan -___-“