Bahwasannya kerinduan akan peluk hangat carrier sudah tak tertahankan. Memasuki musim panas tahun ini aku
mengawalinya dengan warming up ke gunung Ungaran. Gunung ini termasuk gunung
berapi yang terletak di sebelah selatan-barat daya Kota Semarang, tepatnya
berada di Kabupaten Semarang yang berjarak ± 40 km. Terdiri dari 3 buah gunung, yaitu Gunung Botak, Gunung Gendol
dan Gunung Ungaran itu sendiri dengan puncak tertinggi 2050 mdpl. Ada 3 jalur
pendakian yang bisa dilalui pendaki, jalur Jimbaran, jalur Candi Gedong Songo
dan jalur Medini. Tapi yang paling sering digunakan adalah jalur Candi Gedong
Songo dan Jimbaran.
Peta Pendakian Gunung Ungaran Source: chk2489.blogspot.com |
Anyway, kali ini aku mau sharing cerita
pendakian ke Puncak Ungaran lewat jalur Jimbaran. Awalnya kami rencana mau naik
hari sabtu-minggu tanggal 12-13 April, tapi karena ada acara jadi diundur
minggu depannya. Trus, berhubung jumat tanggal merah, kami mau naik jumat-sabtu
tanggal 18-19 April, tapi lagi, karena salah satu temen gabisa, jadi diundur
hari sabtu-minggu.
Sebelum aku cerita lengkapnya, fyi aja sih, ga
ada dokumentasi pribadi kali ini. :( Kok bisa.?? Ya bisa, baca aja selanjutnya
;) So, foto2 yg ditampilin “pinjam” dari blogger lain sajalah yaa
Sabtu, 19 April 2014
Habis sholat Ashar aku packing perbekalan
standar yg biasa dibawa kalo mau muncak, ada matras, sleeping bag, rain coat,
headlamp, alat sholat + baju ganti, tempat makan, dan yang pasti bahan2 makanan
termasuk coklat sama madu. Lah terus tenda, fly sheet, nesting + kompor?
Tenaaannggg, itu urusan yang cowok2nya. Hahahaha.
Kalau udah terbiasa dan tau teknik susunannya,
packing tu cuma setengah jam juga kelar kok,, ga sampai malah.
Sekitar hampir jam setengah 12 malam aku
pamitan sama Mama, trus capcus nyamperin Erik yang udah nunggu di depan gang.
Langsung tarik gas menuju meeting point di dekat terminal Condong Catur.
Lumayan lama nih nungguin mas Adi sama mas Andika, menjelang jam 12 barulah
mereka muncul. Tukeran motor, atur barang muatan, dan kami langsung menuju
Jimbaran.
Minggu, 20 April 2014
Masih tetap sama seperti cerita perjalananku
yang lain, setiap touring motor, aku selalu nyetir sendiri pulang-pergi. Route
kali ini sekitar 120-140 km sekali jalan, yaitu
Jogja-Muntilan-Magelang-Temanggung-Ambarawa-Ungaran (via Bandungan). Umumnya
bisa ditempuh dalam waktu 3 jam (atau 4-5 jam kalo kondisi rame), tapi kami
cuma sekitar 2 jam perjalanan. Percaya ga percaya, tapi kata Erik kami “lari”
di 80-90 km/h, karena biasanya kami lebih selow kalo bawa kendaraan. Mas Adi di
depan sendiri, aku sama si Putih(nya Erik), terus Erik berbonceng mas Andika
sama Rio(ku) di belakang.
Kira2 setengah perjalanan, masih di daerah
Temanggung-Ambarawa kami mampir untuk isi minyak kendaraan sekaligus ngelurusin
pantat. Pegel euy. Waktu itu aku inget banget liat jam pas jam 01.03, break
sekitar 5 menit, langsung tancap gas lagi, dan ini saatnya aku (lagi2) bilang “I’m
not riding fast, I just flying low”. 8)
Akhirnya kami sampai di persimpangan yang ada
papan penunjuk jalan ke arah Bandungan, marilah kita belok ke kiri. Mulai dari
sini jalanan nanjak dan belok2. Erik dan mas Adi mulai kehilangan arah, bingung
untuk bisa nemuin pasar Jimbaran. Kami sempet nanya ke warung lesehan. Pas udah
sampai di pasar, mereka bingung lagi, lupa jalan untuk masuk ke gapura arah pos
pendakian, akhirnya nanya2 ke beberapa pedagang sayur yang mulai menurunkan
dagangannya dari mobil angkutan.
Nah, sebenernya kalo mau gampang, cari aja
papan penunjuk ke Umbul Sidomukti, soalnya lokasi pos pendakian berada di atas
lokasi play ground itu. Malahan kita juga masuk lewat gerbang ato gapura itu.
Hehehe.
Pos Mawar, Basecamp Pendakian Jalur Jimbaran Source: bayudeje.wordpress.com |
Sampai juga di pos Mawar, pos pendakian gunung
Ungaran jalur Jimbaran. Habis parkir motor, Erik sama mas Adi ngurusin
perijinan dan retribusi (IDR 3000/orang + parkir IDR 2000/motor). Aku sama mas Andika masih sibuk ngurusin
barang2. Setelah sedikit stretching dan aklimatisasi super singkat, jam 02.14
kami mulai perjalanan dari pos Mawar menuju Pos Bayangan (Pos II). Beberapa
hari sebelumnya sempet browsing, blogwalking dan nanya temen, pendakian lewat
pos Jimbaran ini perlu waktu sekitar 4-5 jam
. Jadi agak hopeless bisa liat sunrise di puncak.
. Jadi agak hopeless bisa liat sunrise di puncak.
Awal perjalanan adalah track khas ala
pegunungan dengan vegetasi yang masih tertutup rapat dan sejuk *dingin ini
mah,, orang udah dini hari begini*. Track full bonus, landai abis, bisa jalan
cepet deh, udah gitu tanjakan juga cuma sedikit dan ga seberapa tinggi. Kalo
jalan waktu hari masih terang, kita bisa lihat Gn. Merbabu dan Gn. Telomoyo.
Mulai tengah perjalanan, kedengeran suara gemericik air sungai dan kami harus
melewatinya, yang ternyata ada air terjun kecil diatasnya (kelihatan pas
perjalanan turun siang harinya). Dari air terjun ini perjalanan berlanjut ke
arah kanan, masih dalam balutan hutan rimbun yang semakin menggigit dinginnya
dan sedikit menanjak.
Sekitar 1 km berjalan, sampailah di kebun
kopi, menurut review bernama perkebunan Sikendil. Disitu terdapat pondok dan
bak penampungan air. Biasanya dipakai pendaki untuk sekedar membasuh muka dan
mencuci alat makan disiang hari. Dari sini ambil yang ke arah kiri, ke arah
puncak, dan perjalanan berlanjut dengan sedikit menanjak. Sebelum sampai di pertigaan
berikutnya, track mulai sedikit landai. Pertigaan ini merupakan perbatasan
antara kebun teh dan kebun kopi. Tapi ga
perlu khawatir, soalnya udah ada penunjuk jalan, lagian kita juga dibekali peta
waktu ngurus perijinan.
O iya, misalnya kita ambil jalur ke kanan,
kita masuk ke kebun teh dan bisa istirahat di dusun Promasan. Emang sih, agak
sedikit turun, tapi di situ ada perkampungan yang cuma berisi 25 rumah. Pendaki
bisa numpang tinggal di rumah Biyung. Tapi kami tetap ambil jalur ke kiri dan langsung
menuju puncak.
Track selanjutnya adalah jalan setapak di
tengah hamparan perdu teh. Waktu siang hari rasanya sejuuuukkkkk banget, tapi
panas, karena ga ada tempat berteduhnya. Dipenghujung perkebunan teh, kami
disambut hutan cemara yang ga terlalu lebat dan ilalang sebagai penghiasnya.
Pastinya track semakin nanjak. Selanjutnya track mulai dihiasi tebing2 batu
sekitar 20an meter, punggungan dengan batuan besar, licin dan padang sabana
sampai nanti di puncak.
Menjelang jam 5 subuh kami sampai hutan kecil
yang diapit 2 punggungan. Erik tau persis aku udah kecapean banget, secara ga
berenti yang bener2 berenti. Breaknya ya break doank, tetep berdiri sambil
minum dan ngatur nafas. Walopun sesekali duduk, paling semenit doank, itu juga
udah dicerewetin Erik suruh buruan jalan lagi. Soalnya judulnya aja “warming
up” untuk pendakian yang lebih tinggi dan perjalanan lama.
Sepakat deh, kita unwrap carrier, break dan
menikmati sunrise di spot ini aja. Sedikit jalan keatas untuk cari tempat
menggelepar yang cukup menampung 4 manusia, soalnya di area punggungan bawah
udah banyak tenda2 pendaki lain. Kalau mau ke puncak, ntar aja kalo moment
sunrise udah lewat. Dan yap.!! We got this moment. Moment sunrise yang cantik
luar biasa. Foto dengan berbagai pose tercipta disini.
Hari udah terang, aku bikin sarapan buat 3
mamen ku ini. Udah recharge energi, udah istirahat cukup, udah liat sunrise
cantik, aku sama mas Andika mau lanjut ke puncak, sedangkan mas Adi sama Erik
milih tidur disitu. Maklum deh, mereka kan udah pernah ke gunung ini
sebelumnya.
Ternyata, dari punggungan sampai ke puncak
sekitar 15-20 menit doank loh. Tapi ya gitu deh track-nya, tebing terjal,
saking terjalnya sesekali harus merangkak. Dari tebing terjal, ada jalan
setapak di tengah tebing, trus belok ke kiri, trus ke kanan, aaaannndddd,,
walllaaaaa.. puncak Gn. Ungaran 2050 mdpl. Di puncak ada tugunya juga loh,
dibangun oleh batalyon militer Semarang. Nah, dari puncak ini kalo lihat ke
arah barat daya, kita bisa lihat betapa anggun dan serasinya Gunung
Sumbing-Sindoro. Dalam hati aku ngomong, hai kalian berdua, I’ll be there,
soon. :)
Setengah jam kami habisin buat menikmati
pemandangan dan foto2 diatas, trus kami berdua turun, pas sampai di Punggungan
lagi sekitar jam setengah 8. Langsung deh cari posisi untuk meluruskan punggung
dan kaki. Baru sekitar jam setengah 9 kami packing dan bersiap untuk turun.
Yeaaayyyy..
Perjalanan turun ini aku kepisah dari mereka
bertiga, pisahnya ditengah2 kebun teh pas abis foto2 diantara perdu teh.
Gara2nya aku sempet hampir kram dan lutut kiri ku mulai nyeri, karena kecapean
mungkin. Pas aku break, mereka nyelip. Tapi gak lama setelah itu, aku kepleset
dan lututku yang kiri kejedot batu. Oke. Jadi makin siput jalanku. Udah siput,
pincang lagi. Begitu aku sampai di pos Buka’an mereka udah ga keliatan. So,
mulai dari kebun teh sampai basecamp ato pos Mawar aku walk alone gitu, mana
hujan deres pula. Ya ga alone2 banget sih, soalnya ada pendaki2 lain. Finally, aku
ketemu sama 3 manusia itu jam 11.12 WIB, ya di pos Mawar lagi, capedeh. -_-‘
Begitu kelar repack dll, kami cabut dr Pos Mawar, Jimbaran, Ungaran jam 1
siang.
Perlu diinget ya, Gunung Ungaran ini punya
karakter track yang terjal dan licin, apalagi pas di musim hujan. Aku sih
kemaren kebetulan pas hujan, jadi ya licin banget, sampe kepleset gitu jadinya.
Trus lagi, tanaman2nya mendukung banyaknya pacet/sejenis lintah. Jadi ya
kudu hati2, tapi amannya sih pake celana panjang (plus geiter). Sepatu wajib
juga loh yaa.
Oiya, pas turun dari pendakian ini, aku
kelupaan masih ngantongin hape di raincoat, ga pake drybag dan dengan pedenya
sambil bawa motor. Begitu sampe di Jogja, wassalam, hapeku mati dua2nya.
Sedangkan kamera Erik, gak sengaja ke format dia sendiri *aku sih ga ngerti
gimana itu bisa kejadian. Jadi ya harap maklum kalo semua dokumentasi
pribadinya lenyap.
Happy Tracking ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar