Sabtu, 03 Mei 2014

Warming Up ke Puncak Ungaran, 2050 mdpl

Bahwasannya kerinduan akan peluk hangat carrier sudah tak tertahankan. Memasuki musim panas tahun ini aku mengawalinya dengan warming up ke gunung Ungaran. Gunung ini termasuk gunung berapi yang terletak di sebelah selatan-barat daya Kota Semarang, tepatnya berada di Kabupaten Semarang yang berjarak ± 40 km. Terdiri dari 3 buah gunung, yaitu Gunung Botak, Gunung Gendol dan Gunung Ungaran itu sendiri dengan puncak tertinggi 2050 mdpl. Ada 3 jalur pendakian yang bisa dilalui pendaki, jalur Jimbaran, jalur Candi Gedong Songo dan jalur Medini. Tapi yang paling sering digunakan adalah jalur Candi Gedong Songo dan Jimbaran.


Peta Pendakian Gunung Ungaran
Source: chk2489.blogspot.com

Anyway, kali ini aku mau sharing cerita pendakian ke Puncak Ungaran lewat jalur Jimbaran. Awalnya kami rencana mau naik hari sabtu-minggu tanggal 12-13 April, tapi karena ada acara jadi diundur minggu depannya. Trus, berhubung jumat tanggal merah, kami mau naik jumat-sabtu tanggal 18-19 April, tapi lagi, karena salah satu temen gabisa, jadi diundur hari sabtu-minggu.


Sebelum aku cerita lengkapnya, fyi aja sih, ga ada dokumentasi pribadi kali ini. :( Kok bisa.?? Ya bisa, baca aja selanjutnya ;) So, foto2 yg ditampilin “pinjam” dari blogger lain sajalah yaa


Sabtu, 19 April 2014
Habis sholat Ashar aku packing perbekalan standar yg biasa dibawa kalo mau muncak, ada matras, sleeping bag, rain coat, headlamp, alat sholat + baju ganti, tempat makan, dan yang pasti bahan2 makanan termasuk coklat sama madu. Lah terus tenda, fly sheet, nesting + kompor? Tenaaannggg, itu urusan yang cowok2nya. Hahahaha.
Kalau udah terbiasa dan tau teknik susunannya, packing tu cuma setengah jam juga kelar kok,, ga sampai malah.

Sekitar hampir jam setengah 12 malam aku pamitan sama Mama, trus capcus nyamperin Erik yang udah nunggu di depan gang. Langsung tarik gas menuju meeting point di dekat terminal Condong Catur. Lumayan lama nih nungguin mas Adi sama mas Andika, menjelang jam 12 barulah mereka muncul. Tukeran motor, atur barang muatan, dan kami langsung menuju Jimbaran.


Minggu, 20 April 2014
Masih tetap sama seperti cerita perjalananku yang lain, setiap touring motor, aku selalu nyetir sendiri pulang-pergi. Route kali ini sekitar 120-140 km sekali jalan, yaitu Jogja-Muntilan-Magelang-Temanggung-Ambarawa-Ungaran (via Bandungan). Umumnya bisa ditempuh dalam waktu 3 jam (atau 4-5 jam kalo kondisi rame), tapi kami cuma sekitar 2 jam perjalanan. Percaya ga percaya, tapi kata Erik kami “lari” di 80-90 km/h, karena biasanya kami lebih selow kalo bawa kendaraan. Mas Adi di depan sendiri, aku sama si Putih(nya Erik), terus Erik berbonceng mas Andika sama Rio(ku) di belakang.
Kira2 setengah perjalanan, masih di daerah Temanggung-Ambarawa kami mampir untuk isi minyak kendaraan sekaligus ngelurusin pantat. Pegel euy. Waktu itu aku inget banget liat jam pas jam 01.03, break sekitar 5 menit, langsung tancap gas lagi, dan ini saatnya aku (lagi2) bilang “I’m not riding fast, I just flying low”. 8)

Akhirnya kami sampai di persimpangan yang ada papan penunjuk jalan ke arah Bandungan, marilah kita belok ke kiri. Mulai dari sini jalanan nanjak dan belok2. Erik dan mas Adi mulai kehilangan arah, bingung untuk bisa nemuin pasar Jimbaran. Kami sempet nanya ke warung lesehan. Pas udah sampai di pasar, mereka bingung lagi, lupa jalan untuk masuk ke gapura arah pos pendakian, akhirnya nanya2 ke beberapa pedagang sayur yang mulai menurunkan dagangannya dari mobil angkutan.
Nah, sebenernya kalo mau gampang, cari aja papan penunjuk ke Umbul Sidomukti, soalnya lokasi pos pendakian berada di atas lokasi play ground itu. Malahan kita juga masuk lewat gerbang ato gapura itu. Hehehe.

Pos Mawar, Basecamp Pendakian Jalur Jimbaran
Source: bayudeje.wordpress.com

Sampai juga di pos Mawar, pos pendakian gunung Ungaran jalur Jimbaran. Habis parkir motor, Erik sama mas Adi ngurusin perijinan dan retribusi (IDR 3000/orang + parkir IDR 2000/motor).  Aku sama mas Andika masih sibuk ngurusin barang2. Setelah sedikit stretching dan aklimatisasi super singkat, jam 02.14 kami mulai perjalanan dari pos Mawar menuju Pos Bayangan (Pos II). Beberapa hari sebelumnya sempet browsing, blogwalking dan nanya temen, pendakian lewat pos Jimbaran ini perlu waktu sekitar 4-5 jam
. Jadi agak hopeless bisa liat sunrise di puncak.

Awal perjalanan adalah track khas ala pegunungan dengan vegetasi yang masih tertutup rapat dan sejuk *dingin ini mah,, orang udah dini hari begini*. Track full bonus, landai abis, bisa jalan cepet deh, udah gitu tanjakan juga cuma sedikit dan ga seberapa tinggi. Kalo jalan waktu hari masih terang, kita bisa lihat Gn. Merbabu dan Gn. Telomoyo. Mulai tengah perjalanan, kedengeran suara gemericik air sungai dan kami harus melewatinya, yang ternyata ada air terjun kecil diatasnya (kelihatan pas perjalanan turun siang harinya). Dari air terjun ini perjalanan berlanjut ke arah kanan, masih dalam balutan hutan rimbun yang semakin menggigit dinginnya dan sedikit menanjak.

Sekitar 1 km berjalan, sampailah di kebun kopi, menurut review bernama perkebunan Sikendil. Disitu terdapat pondok dan bak penampungan air. Biasanya dipakai pendaki untuk sekedar membasuh muka dan mencuci alat makan disiang hari. Dari sini ambil yang ke arah kiri, ke arah puncak, dan perjalanan berlanjut dengan sedikit menanjak. Sebelum sampai di pertigaan berikutnya, track mulai sedikit landai. Pertigaan ini merupakan perbatasan antara kebun teh dan kebun kopi. Tapi  ga perlu khawatir, soalnya udah ada penunjuk jalan, lagian kita juga dibekali peta waktu ngurus perijinan.
O iya, misalnya kita ambil jalur ke kanan, kita masuk ke kebun teh dan bisa istirahat di dusun Promasan. Emang sih, agak sedikit turun, tapi di situ ada perkampungan yang cuma berisi 25 rumah. Pendaki bisa numpang tinggal di rumah Biyung. Tapi kami tetap ambil jalur ke kiri dan langsung menuju puncak.

Track selanjutnya adalah jalan setapak di tengah hamparan perdu teh. Waktu siang hari rasanya sejuuuukkkkk banget, tapi panas, karena ga ada tempat berteduhnya. Dipenghujung perkebunan teh, kami disambut hutan cemara yang ga terlalu lebat dan ilalang sebagai penghiasnya. Pastinya track semakin nanjak. Selanjutnya track mulai dihiasi tebing2 batu sekitar 20an meter, punggungan dengan batuan besar, licin dan padang sabana sampai nanti di puncak.

Menjelang jam 5 subuh kami sampai hutan kecil yang diapit 2 punggungan. Erik tau persis aku udah kecapean banget, secara ga berenti yang bener2 berenti. Breaknya ya break doank, tetep berdiri sambil minum dan ngatur nafas. Walopun sesekali duduk, paling semenit doank, itu juga udah dicerewetin Erik suruh buruan jalan lagi. Soalnya judulnya aja “warming up” untuk pendakian yang lebih tinggi dan perjalanan lama.
Sepakat deh, kita unwrap carrier, break dan menikmati sunrise di spot ini aja. Sedikit jalan keatas untuk cari tempat menggelepar yang cukup menampung 4 manusia, soalnya di area punggungan bawah udah banyak tenda2 pendaki lain. Kalau mau ke puncak, ntar aja kalo moment sunrise udah lewat. Dan yap.!! We got this moment. Moment sunrise yang cantik luar biasa. Foto dengan berbagai pose tercipta disini.

Hari udah terang, aku bikin sarapan buat 3 mamen ku ini. Udah recharge energi, udah istirahat cukup, udah liat sunrise cantik, aku sama mas Andika mau lanjut ke puncak, sedangkan mas Adi sama Erik milih tidur disitu. Maklum deh, mereka kan udah pernah ke gunung ini sebelumnya.
Ternyata, dari punggungan sampai ke puncak sekitar 15-20 menit doank loh. Tapi ya gitu deh track-nya, tebing terjal, saking terjalnya sesekali harus merangkak. Dari tebing terjal, ada jalan setapak di tengah tebing, trus belok ke kiri, trus ke kanan, aaaannndddd,, walllaaaaa.. puncak Gn. Ungaran 2050 mdpl. Di puncak ada tugunya juga loh, dibangun oleh batalyon militer Semarang. Nah, dari puncak ini kalo lihat ke arah barat daya, kita bisa lihat betapa anggun dan serasinya Gunung Sumbing-Sindoro. Dalam hati aku ngomong, hai kalian berdua, I’ll be there, soon. :)

Setengah jam kami habisin buat menikmati pemandangan dan foto2 diatas, trus kami berdua turun, pas sampai di Punggungan lagi sekitar jam setengah 8. Langsung deh cari posisi untuk meluruskan punggung dan kaki. Baru sekitar jam setengah 9 kami packing dan bersiap untuk turun. Yeaaayyyy..

Perjalanan turun ini aku kepisah dari mereka bertiga, pisahnya ditengah2 kebun teh pas abis foto2 diantara perdu teh. Gara2nya aku sempet hampir kram dan lutut kiri ku mulai nyeri, karena kecapean mungkin. Pas aku break, mereka nyelip. Tapi gak lama setelah itu, aku kepleset dan lututku yang kiri kejedot batu. Oke. Jadi makin siput jalanku. Udah siput, pincang lagi. Begitu aku sampai di pos Buka’an mereka udah ga keliatan. So, mulai dari kebun teh sampai basecamp ato pos Mawar aku walk alone gitu, mana hujan deres pula. Ya ga alone2 banget sih, soalnya ada pendaki2 lain. Finally, aku ketemu sama 3 manusia itu jam 11.12 WIB, ya di pos Mawar lagi, capedeh. -_-‘ Begitu kelar repack dll, kami cabut dr Pos Mawar, Jimbaran, Ungaran jam 1 siang.

Perlu diinget ya, Gunung Ungaran ini punya karakter track yang terjal dan licin, apalagi pas di musim hujan. Aku sih kemaren kebetulan pas hujan, jadi ya licin banget, sampe kepleset gitu jadinya. Trus lagi, tanaman2nya mendukung banyaknya pacet/sejenis lintah. Jadi ya kudu hati2, tapi amannya sih pake celana panjang (plus geiter). Sepatu wajib juga loh yaa.

Oiya, pas turun dari pendakian ini, aku kelupaan masih ngantongin hape di raincoat, ga pake drybag dan dengan pedenya sambil bawa motor. Begitu sampe di Jogja, wassalam, hapeku mati dua2nya. Sedangkan kamera Erik, gak sengaja ke format dia sendiri *aku sih ga ngerti gimana itu bisa kejadian. Jadi ya harap maklum kalo semua dokumentasi pribadinya lenyap.



Happy Tracking ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar