Minggu, 17 Mei 2020

Mengenal Reksadana (part 1)

Ternyata udah sekitar 2 tahun blog ini terbengkalai. Banyak banget yang terlewati selama 2 tahun ini. Ada beberapa cerita traveling yang belum juga terbit sampe hari ini. Semuanya masih rapi di draft dan belum selesai juga. Kasian. Sedangkan sekarang malah asyik menulis sesuatu dengan tema baru.

Kenalan Sama Reksadana
Ilustrasi investasi
source: google.com
Tapi gak papa, kali ini aku mau sedikit berbagi info buat temen-temen yang baru belajar dan kenalan sama reksadana. Aku juga iya. Tujuanku sharing ini bukan sok pinter dan udah paling jago, tapi aku pengen berbagi dari sedikit yang aku alami aja. So let's start!

Jadi, selama sekitar 2 tahun ini aku mulai belajar yang namanya reksadana. Reksadana akhirnya jadi pilihan buatku karena belum berani terjun ke investasi jangka panjang kelas berat semacam efek atau saham. Ilmuku belum nyampe. Sedangkan untuk investasi emas atau deposito perlu modal yang langsung segambreng. Tapi disisi lain, aku juga aware kalo nilai uang akan menurun seiring waktu, isitlah ekonominya inflasi. Karena adanya inflasi itu makanya aku pengen bisa investasi biar nilai uangnya tetap, syukur-syukur bisa meningkat. Dari situlah aku semangat cari informasi lebih lanjut dan akhirnya ketemulah sama reksadana.

Apa itu Reksadana?
Menurut wikipedia, Reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana sekelompok investor yang digunakan untuk berinvestasi dalam instrumen investasi yang tersedia di pasar modal dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Dana yang terkumpul ini kemudian dikelola Manajer Investasi (MI) untuk diinvetasikan ke portofolio investasi, misalnya saham, pasar uang, obligasi ataupun efek/sekuritas lainnya.

Sedangkan definisi menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): "Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi."

Nah, dari penjelasan itu bisa diambil kesimpulan:
1. Reksadana adalah kumpulan dana milik investor/pemodal
2. Investor/pemodal reksadana bisa badan lembaga ataupun personal/masyarakat umum
3. Dana yang terkumpul dikelola oleh Manajer Investasi
4. Pengelolaan dana berupa investasi pada efek/instrumen investasi di pasar modal.

Bagaimana Pengumpulan dan Pengelolaan Reksadana?
Seperti yang dijelasin di atas, reksadana dikelola oleh Manajer Investasi.
Pemilik modal atau kita sebut aja investor, akan membeli sejumlah unit penyertaan reksadana dari Manajer Investasi itu. Harga pembelian per unitnya ditentukan dari "Nilai Aktiva Bersih" atau lebih sering disebut NAB.
Investor biasanya membeli unit reksadana dalam bentuk rupiah yang kemudian dikonversi menjadi unit. Transaksi jual-beli ini seluruhnya dicatat oleh Manajer Investasi, namun seluruh dana kelolaannya wajib disimpan oleh Bank Kustodian yang tidak terafiliasi dengan Manajer Investasi.
Singkatnya, bank kustodian ini bertugas mengumpulkan dan menyimpan seluruh dana dan mencatatnya secara administratif.

Setiap investor yang membeli atau menjual unit reksadananya, pasti akan mendapatkan konfirmasi transaksi dari bank kustodian.

Boleh dibilang Manajer Investasi inilah yang bertanggung jawab dan bertugas menempatkan dana investor ke instrumen investasi di pasar modal, bisa pasar uang, saham, obligasi, surat berharga, ataupun efek-efek lainnya, tergantung dari portofolio reksadana apa yang dikelolanya. Dari perputaran dana di pasar modal tadi bisa mendapat keuntungan (dividen) maupun terjadi kerugian, semua itu didistribusikan dan dibukukan oleh Manajer Investasi ke dalam "Nilai Aktiva Bersih" reksadana tersebut. Ini sebabnya NAB bisa berubah-ubah setiap hari.

Strategi pengelolaan modal jadi tanggung jawab Manajer Investasi sepenuhnya, jadi, kita sebagai investor harus jeli dan benar-benar mempelajari kinerja Manajer Investasi yang akan kita pilih. Baik buruk untung ruginya investasi kita di reksadana ditentukan oleh kinerja Manajer Investasi ini. Tapiii, kita juga harus tahu dulu tujuan investasi kita apa dan jangka waktunya berapa lama.

Apakah Nilai Aktiva Bersih (NAB) itu?
Nilai Aktiva Bersih adalah tolok ukur pemantuan hasil kinerja reksadana. Setiap harinya Manajer Investasi akan mencatatkan NAB setiap reksadana kelolaannya.
Penghitungan NAB per unit atau NAB/UP diperoleh dari harga wajar suatu portofolio reksadana setelah dikurangi biaya operasional dan dibagi sesuai jumlah unit penyertaan yang sudah beredar/dimiliki oleh investor pada saat tersebut. Dengan adanya transaksi jual-beli unit dan perubahan harga pasar setiap saat  itulah yang menyebabkan NAB reksadana bisa berubah-ubah setiap harinya.

Macam-macam Portofolio Reksadana
Setiap Manajer Investasi biasanya akan mengeluarkan beberapa produk protofolio reksadana. Perbedaan portofolio ini ditentukan dari instrumen investasi apa yang akan menjadi tujuan pengelolaan dana investor, hubungannya akan berpengaruh ke jangka waktu investasi itu sendiri.

1. Reksadana Pasar Uang
Bisa dibilang ini adalah jenis reksadana jangka pendek, yaitu kurun 1-2 tahun atau bahkan kurang dari 1 tahun dengan resiko paling rendah. Setali tiga uang, karena resikonya yang rendah, reksadana ini juga mendapat return yang rendah, kalau dibanding portofolio reksadana jenis lain.
Kenapa rendah resiko? Soalnya, sebesar minimal 80% reksadana pasar uang diinvestasikan di efek pasar uang yaitu efek hutang yang berjangka kurang dari 1 tahun, seperti deposito dan SBI.
Pilihan reksadana ini cocok untuk investor pemula dan bersifat konservatif.

2. Reksadana Pendapatan Tetap
Reksadana ini tergolong jangka menengah, yaitu 1-3 tahun. Pastinya resikonya juga lebih tinggi dibanding reksadana pasar uang, karena returnnya juga lebih menjanjikan.
Dalam reksadana ini dana yang dikelola akan ditempatkan di efek yang bersifat hutang sebesar minimal 80%.

3. Reksadana Campuran
Disebut campuran karena reksadana ini memang dikelola di 2 bursa efek sekaligus, yaitu efek hutang dan efek ekuitas. Namun, komposisi perbandingannya berbeda dengan reksadana pendapatan tetap dan reksadana saham. Jadi potensi keuntungannya juga ada diantara keduanya, bisa lebih tinggi dari reksadana pendapatan tetap, tapi gak setinggi reksadana saham.
Untuk jangka waktunya ini termasuk menengah, yaitu 3-5 tahun. Cocok untuk investor kategori moderat.

4. Reksadana Saham
Buat yang udah matang ilmunya, memiliki tujuan unvestasi jangka panjang dan tergolong investor yang agresif, pilihan reksadana ini sangat cocok. Dengan jangka waktu investasi lebih dari 5 tahun, reksadana saham merupakan protofolio dengan tingkat resiko paling tinggi, sekaligus berpotensi mendapatkan return yang tinggi juga.
Sekurangnya sebesar 80% dana akan diinvestasikan kedalam efek ekuitas (saham), sehingga potensi besar itu bisa diperoleh dari capital gain (pembagian dividen dan harga saham itu sendiri).

5. Reksadana Index
Portofolio ini dikelola secara pasif, karena tidak diperjualbelikan di bursa, kecuali ada subscription (pembelian) dan redemption (penjualan kembali). Keuntungan dan kerugiannya juga akan berjalan seiring dengan index itu sendiri. Kalau diperjualkan akan disebut ETF (Exchange Traded Fund) yang harganya sangat fluktuatif dan berubah setiap detiknya. Bisa dibilang mirip dengan saham.

Apa saja Jenis/Karakteristik Reksadana?
Umumnya reksadana terbagi 2 jenis:
1. Reksadana Terbuka
Jenis reksadana ini memungkinkan investor untuk menjual kembali unit penyertaannya ke Manajer Investasi tanpa harus menjualnya melalui bursa efek. Harga jual kembalinya juga disesuaikan dengan NAB reksadana itu sendiri.
Reksadana jenis ini yang sekarang banyak beredar dan diminati investor retail/perorangan.

2. Reksadana Tertutup
Untuk reksadana jenis ini, investor tidak bisa menjual kembali unit penyertaannya ke Manajer Investasi sehingga harus menjualnya di bursa efek secara langsung. Harga jual kembalinya juga di bawah NAB.


Heemmm, kayaknya segitu dulu ya sedikit informasi tentang reksadana kali ini.
Sebenernya masih banyak banget bahasan lain tentang mengenal reksadana, kayak kekurangan-kelebihannya, manfaatnya, resikonya, dan lainnya. Belum lagi cara kita mengenali diri kita sebagai investor, karakter kita, dan gimana memilih reksadana yang tepat.
Nanti aku share di kesempatan yang lain yah!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar